Kontroversi Pengembalian Buaya Riska ke Bontang, Amir Tosina Soroti Pj Gubernur Kaltim

Ambo Dapat Kunjungan, Korban Tertinggal - Ketua Komisi III DPRD Bontang Menilai Kebijakan Pj Gubernur Tidak Mempertimbangkan Kondisi Korban

UPDATEINDONESIA.COM- Rencana pengembalian Buaya Riska ke Sungai Guntung, Kota Bontang, menuai kritik keras dari Ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina. Menurutnya, Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik, seharusnya lebih mempertimbangkan kondisi korban yang menjadi trauma akibat serangan buaya.

Amir Tosina mengkritik keputusan Pj Gubernur yang hanya berkunjung ke Bontang dan menemui Ambo tanpa melihat langsung kondisi warga yang menjadi korban terkaman buaya. Suami korban bahkan meyakini bahwa Buaya Riska yang saat ini akan dikembalikan adalah pelaku serangan terhadap istrinya.

"Harusnya lebih bijak, kunjungi dan lihat juga kondisi korban jangan hanya menemui Ambo saja. Biar tahu bagaimana kondisi korban akibat kejadian itu," ujar Amir Tosina, Senin (13/11/2023).

Amir Tosina juga menyoroti fokus pemerintah yang dianggap terlalu terpaku pada satu ekor buaya, sementara masih banyak persoalan sosial masyarakat yang membutuhkan perhatian. "Harusnya yang diurus permasalahan sosial masyarakat, bukan sibuk urus satu buaya," tegas politisi Gerindra ini.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan), Amiluddin, menjelaskan bahwa pengembalian Buaya Riska bukan ranah mereka. Awalnya, Pj Gubernur memanggil Wali Kota Bontang untuk memberikan instruksi.

"Kami hanya diinstruksikan untuk mencari lokasi pengembalian buaya Riska ke habitat aslinya," jelasnya.

Amiluddin menambahkan bahwa pihaknya sudah melakukan survei di tiga lokasi potensial, yaitu Sekangat, Kelurahan Bontang Lestari, Muara Sungai Guntung, dan Loktuan. Upaya ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan hidup buaya Riska dalam lingkungan yang sesuai dengan habitatnya.

"Kalau di Sungai Busu', Sekangat itu tidak ada jalur untuk orang lalu lalang. Kalau di Sungai Guntung banyak anak sungainya mungkin salah satunya nanti bisa ditempati. Terakhir di Loktuan, ada dua opsi, yakni rawa-rawa belakang Hotel Sintuk sama Kampung Mandar kan banyak hutan bakaunya dan buaya juga banyak di sana," terangnya. (adv)