Dewan Minta Pembangunan Gedung SMPN 2 Rampung Tahun Ini

Sidak Komisi III DPRD Bontang

UPDATEINDONESIA.COM- Komisi III DPRD Kota Bontang melaksanakan inspeksi mendadak (Sidak) ke lokasi pembangunan gedung SMPN 2 Bontang yang saat ini telah mencapai progres 82 persen. Lokasi pembangunan terletak di Jalan Karel Sasuit Tubun, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, dan Sidak dilakukan pada Senin (11/12/2023).

Ketua Komisi III DPRD Kota Bontang, Amir Tosina, mengungkapkan keprihatinannya terkait kemungkinan tidak tercapainya target rampung pada Desember. Ia menyoroti potensi gangguan terhadap proses belajar-mengajar di SMPN 2 Bontang akibat kurangnya kelas yang masih dalam tahap pembangunan.

"Kami pantau pengerjaannya hingga rampung. Jika tidak selesai tepat waktu, akan didiskusikan dengan pihak kontraktor dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengenai kelanjutan pembangunan, termasuk pemberian kesempatan atau tenggat waktu tambahan,” tegasnya.

Pihak kontraktor, CV Maraja Putra Mandiri, diwakili oleh Direktur Adipt Maraja, menjelaskan bahwa keterlambatan disebabkan oleh kendala pancang dan concrete pump yang tidak tersedia di Bontang. Meski demikian, ia memastikan bahwa upaya terbaik telah dilakukan, melibatkan 65 tukang dengan pengerjaan hingga pukul 22.00 Wita.

"Proses pemancangan saja memerlukan waktu hingga dua bulan. Setelah itu pengerjaan efektif sampai hari ini hanya sekitar empat bulan," ungkapnya.

Sementara itu, perwakilan Bapelitbang, Noni Agatha meminta kontraktor melakukan upaya terbaik penyelesaian ruang kelas tersebut tepat waktu. Sebab, tidak ada alokasi dana tambahan jika proyek melebihi tenggat waktu.

"Kalo lewat tenggat waktunya berarti Silpa, yang disayangkan bukan hanya masalah sisi perencanaan dan penganggarannya, tetapi juga penerima manfaatnya," ungkapnya.

Kepala Sekolah SMPN 2 Bontang, Siti Chusuning Khayah, berharap pembangunan dapat diselesaikan dan difungsikan akhir tahun ini. Namun, jika tidak memungkinkan, ia menginginkan beberapa ruang kelas yang dapat dijadikan opsi untuk digunakan.

"Setidaknya sudah ada minimal delapan ruang yang bisa digunakan, meskipun belum finishing, itu akan sangat membantu mengingat kurangnya kelas yang tersedia," ucapnya.

Situasi ini mendorong adopsi sistem belajar daring dan luring untuk kelas VII, sementara kelas VIII dan IX memiliki shift belajar pagi dan siang. Pihak sekolah berharap 12 ruang belajar sementara dapat selesai sebelum pembongkaran bangunan kelas lainnya. (sa.adv)