UPDATEINDONESIA.COM- Berawal dari hobi dan kecintaannya terhadap tanaman herbal. Suwaji yang dulunya bekerja sebagai buruh sopir kini mampu meraup omzet Rp7-9 juta. Bahkan upaya dan kerja keras mengumpulkan tanaman herbal sejak 2013 silam mampu mengantarkan pria paruh baya itu memenangkan berbagai penghargaan tingkat nasional.
Di antaranya penghargaan kategori tanaman obat keluarga (Toga) terbaik dari Menteri Kesehatan pada 2016. Kemudian, terbaik ketiga dari Kementerian PPN/Bappenas lewat karya tulis berjudul “Budidaya Tanaman Obat Keluarga” pada 2017. Puncaknya, penghargaan Kalpataru kategori penyelamat lingkungan pada momen Hari Lingkungan Hidup di Kalimantan Timur pada 2022.
Kisah sukses Suwaji berawal kegemarannya mengumpulkan tanaman herbal dalam beberapa tahun terakhir. Hingga kini, setidaknya sudah ada sekitar 30 jenis tanaman herbal yang dirawat Suwaji di Rumah Tanaman Obat Keluarga (Toga) Enggang Herbal. Usaha yang ia rintis bersama sang istri di Kelurahan Guntung, Bontang, Kalimantan Timur.
“Dulu pas nyari, kadang nemu di pinggir jalan. Sebagian meminta sama tetangga, seperti tanaman secang, jahe, bawang dayak, berbagai jenis kembang dan sayur hidroponik,” ujar Suwaji kepada awak media beberapa waktu lalu.
Selang beberapa bulan, ternyata usahanya dilirik oleh perusahaan. Pupuk Kaltim mengajak Suwaji menjadi mitra binaan, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Tanpa pikir panjang, Suwaji menerima tawaran itu.
Kemudian tahun 2015, Suwaji diberangkatkan ke Yogyakarta untuk menimba ilmu pengembangan tanaman herbal dan meramu berbagai macam minuman kesehatan. Ia belajar selama dua pekan. Sepulang pelatihan, jiwa Suwaji semakin berkobar mengaplikasikan ilmu yang dia dapat.
Mulai dari merawat hingga meracik minuman dari tanaman obat keluarga ia tekuni. Kini Suwaji sudah memasarkan sembilan jenis produk minuman kesehatan dari tanaman. Seperti serbuk Brotowali, Secang, Temulawak, Kapulaga, Kemukus, Jahe, Bawang Dayak, Cengkeh, Kayu Manis. Produk tersebut dikemas dalam berbagai jenis. Mulai berbentuk teh, bubuk, hingga minyak.
“Saat itu, Pupuk Kaltim yang menawarkan diri. Saya terima bantuan pertama yaitu pembangunan Green House,” tutur Suwaji.
Berkat bantuan perusahaan dan buah kerja kerasnya, rumah herbal miliknya saat ini tidak hanya jadi ladang bisnis. Melainkan juga sebagai tempat edukasi bagi anak-anak, pelajar, dan berbagai institusi. Pada 2018, Suwaji sudah mampu mengelola usahanya secara mandiri.
Tidak lagi ditopang bantuan modal kerja dari perusahaan. Baik itu pembuatan label maupun biaya operasional. Misi Enggang Herbal adalah menyadarkan masyarakat agar memanfaatkan tanaman herbal dan tidak bergantung pada obat kimia. (*)

Suwaji - Owner Rumah Toga Enggang Herbal Bontang