Kisah Maestro Batik di Kutai Timur

 Masniar (58) Maestro Batik di Kutai Timur

UPDATEINDONESIA.COM- Batik merupakan bagian dari budaya negara kita tercinta, Indonesia. suatu kebanggaan kita bisa memiliki tradisi suatu pakaian yg bernama "BATIK". motif nya sangat beragam dan sangat artistik 

Batik sendiri merupakan sebuah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.

Tapi apakah kita tahu siapa pertama kali masyarakat di Kutai Timur yang memperkenalkan Batik kepada masyarakat luas hingga saat ini. Dia adalah Masniar (58) warga Jalan Teluk Rawa RT 36 Rudiana Dalam Sangatta Utara Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur ini lah yang pertama kali memperkenalkan Batik di Kutim dengan dibantu dua orang yakni Ariati (65) dan Diana (40). mereka bertiga lah yang pertama kali memperkenalkan batik ke masyarakat Sangatta Kutai Timur.

Ditemui di kediamannya Wanita Kelahiran Long Iram Kutai Barat 1959 silam ini mulai belajar membatik sejak 2008, ia mendapat tawaran membatik oleh Susi salah satu pekerja di PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) namun ia menolak lantaran dirinya tidak pernah melakukan aktivitas membatik sebelumnya.

“Tapi saya bilang, kalau mau dicoba tidak apa-apa. Jadi saya bertiga satu dengan kakak saya Ariati dan ibu Diana, kami belajar membatik dari seorang guru dari rantau pulung bu Masriah,” paparnya

Diceritakan Masniar, sejak belajar 2008 ia belajar membatik bersama tiga orang rekannya hanya membutuhkan waktu tiga bulan untuk dapat menguasai, setelah itu ia diajak untuk studi banding ke Jogjakarta oleh Susi selama seminggu. Dari kepulangannya usai melakukan studi banding, ia pun mulai mendapat penawaran membuat batik khusus untuk para tamu yang hendak mengunjungi KPC.

“Itu di tahun 2009 saya masih membatik di lingkup KPC saja untuk membuatkan baju untuk para tamu undangan yang datang ke perusahaan, dan di 2008 itu saya langsung mendirikan Sanggar Batik Tulis Galuh Kartini yang saya ambil dari Almarhum Ibu saya,” imbuhnya

Dijelaskan Istri dari Zakaria (60), pada 2010 Dinas Pemberdayaan Perempuan Batik Kutim mengajak dirinya bersama sembilan orang untuk membatik khusus tamu-tamu pemerintahan. Dari sembilan orang tersebut dari Rantau Pulung 3 orang, Sangatta Utara 3 orang dan Sangatta Selatan 3 orang.

“Motif batik yang pertama kali saya buat bunga ros, hingga saat ini sudah berbagai motif yang sudah saya buat atas persetujuan ketua adat kutai,” tukasnya. (El)