GAWAT! Gubernur Kaltim Sebut Tak Semua Lubang Tambang Harus Ditutup

Gubernur Kalimantan Timur, meninjau kesiapan SPAM Regional Void Indominco, Jumat (5/9/2025) 

UPDATEINDONESIA.COM - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menilai pemanfaatan void tambang sebagai sumber air baku layak dijadikan contoh bagi perusahaan lain. 

Pernyataan itu ia sampaikan saat meninjau rencana pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Void Indominco di Void L13 W1 PT Indominco Mandiri (IMM), Jumat (5/9/2025).

Menurut Rudy, tidak semua lubang bekas tambang harus ditutup. Jika dikelola dengan benar, void bisa memberi manfaat bagi masyarakat, termasuk sebagai sumber air bersih.

“Kita akan pastikan air yang didistribusikan itu layak dikonsumsi. Kalau tidak layak, tidak akan kita distribusikan, baik untuk MCK maupun konsumsi masyarakat,” tegasnya. 

SPAM Regional Void Indominco dirancang memproduksi 250 liter air baku per detik, dengan target mulai terdistribusi pada Desember 2025. Proyek ini menelan investasi Rp415 miliar, terdiri dari kontribusi PT IMM Rp250 miliar, Pemprov Kaltim Rp135 miliar, Pemkot Bontang Rp20 miliar, dan Pemkab Kutai Timur Rp10 miliar.

Rudy mengapresiasi kolaborasi antara perusahaan tambang dengan pemerintah daerah. Menurutnya, langkah IMM bisa menjadi praktik tanggung jawab sosial (CSR) yang memberi manfaat langsung bagi warga Bontang, Kutim, dan Kutai Kartanegara.

“Rata-rata cakupan air bersih di Kaltim baru 54 persen. Itu artinya sekitar 2 juta jiwa belum terlayani. Kehadiran proyek ini sangat membantu, apalagi Bontang mulai kekurangan debit air,” ujarnya.

Namun, gagasan pemanfaatan void tambang sebagai sumber air tidak lepas dari kontroversi. Sejumlah kalangan menilai, pendekatan ini berpotensi melanggengkan praktik tambang tanpa reklamasi. Lubang tambang yang seharusnya dipulihkan justru dijadikan solusi instan atas klaim krisis air baku. 

Selain itu, meski uji laboratorium dilakukan, masih ada kekhawatiran jangka panjang terkait kualitas air dari void yang rawan mengandung logam berat atau zat berbahaya yang bisa berdampak pada kesehatan masyarakat. 

Catatan Jatam Kaltim menyebutkan, hingga kini sudah 36 orang tewas tenggelam di lubang bekas tambang. Data mereka menunjukkan ada 1.735 lubang bekas tambang dari 1.404 perusahaan yang dibiarkan terbengkalai.

Menurut Jatam, seluruh lubang tambang harus ditutup sebagai bentuk pemulihan lingkungan, bukan dimodifikasi menjadi sumber air atau bahkan kawasan agrowisata. (*)