Daging hewan terdampak PMK aman dikonsumsi

share on:
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pantau kesehatan hewan ternak di Kabupaten Gresik

UPDATEINDONESIA.COM- Kepala Bidang Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian, Jois Ratna Andi Lolo mengatakan daging hewan terkonfirmasi penyakit Mulut dan Kuku (PMK), aman dikonsumsi bila diolah dengan benar.

"Tidak berbahaya dikonsumsi bila diolah dengan benar,” ujar  Andi Lolo pada Senin pekan lalu.


Diketahui penyakit mulut dan kuku (PMK) belakangan ini marak menyerang hewan ternak dari mulai sapi, kerbau hingga domba atau kambing di Indonesia. Meski tergolong penyakit akut pada hewan ternak namun tidak menular ke manusia atau bukan penyakit zoonosis.


Umumnya, hewan ternak yang terjangkit virus PMK lebih sering berbaring, penurunan bobot, terdapat pembentukan vesikel atau lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku, pincang dan bahkan kuku bisa terlepas, dan hipersalivasi.


Andi Lolo menjelaskan langkah antisipasi penyebaran virus PMK di kota Bontang adalah melakukan pemeriksaan antemortem atau pemeriksaan kesehatan hewan potong sebelum disembelih di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).


“Pedagang hanya diperkenankan menjual daging dari RPH yang diawasi pemerintah,” tegas Andi Lolo.


Hewan ternak yang berasal dari daerah wabah dan daerah terancam, wajib dipisahkan dan ditempatkan di kandang isolasi,  meskipun tampak sehat. Pada area isolasi tersebut, Dokter Hewan akan melakukan pemeriksaan secara berkala. Setelah dinyatakan sehat baru boleh dipotong.


Masyarakat yang membeli daging atau jeroan di pasar tradisional sangat disarankan agar tidak dicuci. Melainkan direbus hingga 70 derajat selama 30 menit. Agar tidak mencemari aliran air dari pencucian daging yang dapat menginfeksi hewan peka.


Begitupun jika ingin menyimpan daging mentah dalam bentuk beku, sebaiknya masukan ke lemari pendingin selama 24 jam untuk menginaktifkan virus. Bekas kemasan daging juga tidak langsung dibuang, tapi direndam terlebih dahulu menggunakan deterjen atau disinfektan.

 

"Supaya virus tidak menginfeksi hewan peka dilingkungan kita," terangnya.