COP Meyakini Tiga Penyebab Utama Kematian “Kaluhara II”

Hasil Autopsi dan rontgen dar TIM Centre for Orangutan Protection (COP)

UPDATEINDONESIA.COM- COP mengklaim penderitaan orangutan berusia remaja berjenis kelamin jantan begitu parah pasca ditemukan oleh salah seorang petani di RT 07, Desa Teluk Pandan, Kutai Timur Sabtu (3/1) lalu.

Hewan primata yang beri nama Kaluhara II ini pun dinyatakan meninggal tepat pukul 01.55 Wita, Selasa (06/02/2018) dini hari. Manager Perlindungan Centre for Orangutan Protection (COP), Ramadhani mengatakan, orang utan itu ditemukan Sabtu lalu, namun pihak Taman Nasional Kutai (TNK) baru mengevakuasi pada Senin (5/1) sekira pukul 12.00 Wita.

Pihaknya meyakini ada 3 penyebab utama meninggalnya orang utan tersebut . Pasalnya, telapak kaki kiri yang hilang itu merupakan luka lama, sementara untuk peluru juga ada beberapa yang sudah bersarang lama dan ada yang masih baru. Kemudian yang paling segar itu adalah luka yang terbuka.

“Sempat diberi pertolongan pertama, tetapi karena kondisinya sudah kritis dan sudah sangat sekarat, maka kematiannya terjadi diperkirakan akibat adanya infeksi luka yang sudah lama maupun yang baru terjadi,” Ramadhani saat meninjau TKP, Rabu (7/1) kemarin.

Dikatakan Ramadhani, peristiwa ini merupakan rekor terbaru yang ditemui pusat perlindungan orangutan Centre for Orangutan Protection (COP). Pasalnya, sebanyak 130 butir peluru senapan angin yang bersarang pada tubuh hewan yang baru berumur sekira 5-7 tahun tersebut.

Tahun lalu, pihaknya coba menghimpun dengan BKSDA, baik itu yang di Sumatera maupun di Kalimantan yakni orang utan dengan kasus senapan angin, dengan kasus ini menjadi kasus yang ke-25. Yang terbanyak tahun 2012 teman-teman di Pangkalan Bun, Kalteng itu mendapati 104 butir peluru. Baru-baru ini terdapat kejadian serupa di Kalteng dengan jumlah peluru 17 butir peluru.

Menurutnya, 130 peluru merupakan sejarah terbanyak dalam konflik orangutan dengan manusia yang pernah terjadi di Indonesia. “ini menunjukkan lemahnya penyelesaian kasus dan kurangnya kesadaran masyarakat, sehingga kasus seperti ini terus terulang,” lanjut dia.

“Dan yang paling membuat kami tak habis pikir, dalam usus besarnya ditemukan 3 biji buah kelapa sawit, serta lambung yang berisi buah nanas. Setahu kami orang utan itu tak pernah makan buah kelapa sawit, kalau memang dia makan, berarti dia kelaparan sekali dan sudah tidak ada makanan baginya di habitatnya,” lanjut dia.

Pada Mei 2016 juga terjadi motif kasus yang sama dengan lokasi yang tidak terlalu jauh. Namun pelakunya hingga saat ini belum terungkap. Oleh sebab itu, Ramadhani menyatakan semestinya kasus ini menjadi hal yang memalukan bagi semua pihak. Mengingat pemerintah sedang berupaya melakukan strategi rencana aksi konservasi orangutan secara nasional.

“Kami akan berkoordinasi dengan kepolisian dan KLHK untuk bekerjasama agar kasus ini bisa terungkap. Pengalaman dua pekan lalu pembunuhan orangutan di Kalahien, Kalimantan Tengah bisa terungkap oleh Polda Kalteng. Sehingga kami meyakini ini hanya persoalan keseriusan dari pihak penegak hukum dalam menyelesaikan kasus” kata Ramadhani.

Jadi, lanjut dia, karena tidak ada barang bukti lain dan hanya 17 peluru itu, di Kalteng kasusnya jalan dan bisa terungkap. Padahal kasusnya sangat rumit sekali. Tetapi, kepolisiannya sangat konsen dengan kasus seperti ini.

“Yang pasti kami akan kawal terus agar pelakunya tertangkap. Kalau rencana penguburan untuk barang bukti berupa satwa dilindungi ini kami serahkan ke BKSDA,” tutupnya.

Hasil Autopsi dan rontgen dar TIM Centre for Orangutan Protection (COP) di Kamar Jenazah RS PKT Bontang menunjukkan :

1. Dipastikan orangutan berjenis kelamin jantan usia 5-7 tahun.

2. Kematian hari Selasa, tanggal 6 Februari 2018 pukul 01:55 Wita.

3. Hasil rontgen ditemukan paling tidak 130 peluru senapan angin :

a.  Kepala                        : 74 peluru

b. Tangan kanan              : 9 peluru

c. Tangan kiri                    : 14 peluru

d. Kaki kanan                    : 10 peluru

e. Kaki kiri                         : 6 peluru

f. Dada                               : 17 peluru

g.  Tim autopsi hanya mampu mengeluarkan 48 peluru karena terkendala waktu

4. Kedua mata kanan dan kiri buta disebabkan beberapa peluru.

5. Ditemukan 1 lubang berdiameter 5 mm di pipi kiri.

6. Gigi taring bagian bawah sebelah kiri patah.

7. 19 titik luka baru akibat benda tajam.

8. Telapak kaki kiri terputus namun merupakan luka lama.

9. Testis kanan terdapat luka sayatan dan bernanah.

10. Lebam daerah paha kiri, dada kanan dan tangan kiri diperkirakan akibat benda tumpul.

11. Temuan dalam usus besar ada 3 biji buah kelapa sawit dan lambung berisi buah nanas.